Senin, 11 November 2013

MAKALAH KATALOGISASI (PERPUSTAKAAN SEKOLAH)





A. PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan.
Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru.
Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan pustaka memungkinkan koleksi pengolahan tertata secara sistematis dan dapat ditemukan kembali secara efektif dan efesien. Sebagai kegiatan pokok, kinerja pengolahan bahan pustaka sangat mempengaruhi keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk itu kegiatan pengolahan bahan pustaka perlu dilaksanakan sebaik-baiknya secara professional dan taat asas.
Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan intelektual yang bersifat kompleks karena berhubungan dengan intelektualitas yang terkandung dalam bahan pustaka,dalam minat, kebutuhan, serta prilaku masyarakat terhadap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam keragaman konsep dan istilah yang berkembang, serta dalam visi dan misi suatu perpustakaan. Kompleksitas tersebut memungkinkan munculnya perbedaan persepsi serta ketidaktaatasasan (inkonsistensi) dalam pelakasanaan tugas ,yang selanjutnya memunculkan kondisi ketidak pastian dalam pelaksanaan tugas dan pada akhirnya mempengaruhi mutu kinerja pengolahan bahan pustaka.
Secara garis besar kegiatan pengolahan bahan pustaka terdiri dari:

1. Pengkatalogan

2. Klasifikasi

3. Penentuan dan pengendalian tajuk

4. Aplikasi fisik yang meliputi kegiatan: pencetakan kartu, pembuatan label buku dan pembuatan kartu buku


B. PENGERTIAN KATALOGISASI

Katalog yang sering kita dengar sehari-hari merupakan kata/istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu. Jadi dalam katalog perpustakaan terdaftar semua bahan perpustakaan (buku, majalah, kaset, CD, dan lain lain) yang ada di rak koleksi. Dengan cara melengkapi data-data cantuman bibliografis sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk semua jenis bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan, diharapkan para pemustaka maupun pustakawan dapat menemukan kembali bahan perpustakaan yang diperlukan dengan cepat dan tepat.
                                                  



C. TUJUAN KATALOGISASI

Menurut seorang pakar perpustakaan dari Amerika Serikat yang bernama Charles Ammi Cutter, pada dasarnya tujuan katalog adalah sebagai berikut:

1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan : a) Pengarangnya; b) Judulnya; c) Subjeknya.

2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan: a) Oleh pengarang tertentu; b) Berdasarkan subjek tertentu; c) Dalam jenis literatur tertentu.

Membantu dalam pemilihan buku: a) Berdasarkan edisinya; atau b) Berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik)



D. JENIS KATALOG

Berdasarkan jenisnya katalog dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :

a. Katalog pengarang

Yaitu katalog yang disusun berdasarkan abjad nama pengarang, baik itu pengarang perorangan, karya bersama, karya badan korporasi ataupun karya yang ditajukkan pada judul seragam.

b. Katalog judul

Yaitu katalog yang disusun berdasar abjad judul dari semua bahan perpustakaan yang dimiliki.





























c. Katalog subjek

Katalog subjek dalam penyusunannya dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu 1). Katalog subjek yang disusun berdasarkan abjad judul untuk subjek yang 3

dinyatakan dalam bentuk istilah (verbal) dan 2). Katalog subjek yang disusun berdasarkan urutan nomor klasifikasi (subjek dalam bentuk non verbal) sesuai dengan pedoman bagan klasifikasi yang digunakan.
E. FUNGSI KATALOG

Fungsi katalog bagi perpustakaan antara lain adalah :

1. Sebagai hasil pencatatan /daftar inventaris dari koleksi yang ada di perpustakaan.

2. Alat untuk mempermudah temu kembali informasi bahan perpustakaan yang dicari.

3. Sebagai alat bantu di dalam memilih bahan perpustakaan dalam hal yang berkaitan dengan edisinya, kepengarangannya dan sebagainya.

4. Menyusun nama pengarang sedemikian rupa sehingga karya seseorang dengan berbagai judul yang berbeda dapat diletakkan secara berdekatan.

5. Mencatat nomor panggil (call number) untuk menunjukkan di mana bahan perpustakaan itu berada / tersimpan pada rak.


F. BENTUK KATALOG

Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang terus berkembang . Hal itu bisa dilihat dari bentuk fisik katalog yang terus mengalami perubahan, katalog dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk fisiknya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Katalog Kartu (card catalog)

Katalog Kartu sudah digunakan lebih dari seratus tahun yang lalu, yang hingga sekarang pun masih banyak perpustakaan yang menggunakan katalog jenis ini. Katalog bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap entri (pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Kartu kemudian dijajarkan dalam laci katalog
Katalog berbentuk kartu banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Awet atau tahan lama

b. Fleksibel, yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan. Dengan demikian, katalog selalu mencerminkan keadaan bahan perpustakaan secara up-to-date.
c. Ringkas, yaitu hemat tempat.

d. Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pemustaka sekaligus.

e. Tersedia lebih dari satu pendekatan. Biasanya, kartu katalog dibuat dalam tiga jenis, yaitu kartu katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek.

f. Dapat diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat.

g. Ekonomis, yaitu tidak memerlukan biaya tinggi dalam pembuatannya.

2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog)
Merupakan kumpulan kertas/ kartu berupa lembaran berukuran 7,5 x 12,5 cm. atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada bagian kiri diberi lubang. Kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat memuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.

3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan perpustakaan yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk buku. Katalog buku sebenarnya tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran entri katalog tidak mudah dilakukan. Akan tetapi, jenis katalog ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Biaya pembuatannya murah

b. Mudah dicetak

c. Mudah dikirim ke berbagai perpustakaan atau instansi lain

d. Mudah dibawa kemana-mana

e. Tidak memerlukan filling seperti kartu katalog

3. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)

Dengan semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi terutama dalam penggunaan komputer dan telekomunikasi berdampak terhadap perkembangan bentuk katalog di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut dalam kegiatan pembuatan katalognya. Yaitu dengan menerapkan sistem otomasi perpustakaan, yang salah satu kegiatannya adalah pembuatan katalog secara online. Katalog OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

b. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling menunggu.

c. Jajaran tertentu tidak perlu difile

d. Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya melalui judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit, dan sebagainya, dengan memanfaatkan penelusuran Boolean Logic

e. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas.

f. Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan , yaitu dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Are Network)

Banyak program aplikasi yang dapat digunakan perpustakaan, antara lain seperti : CDS/ISIS, Inlis, Qalis, Inmagic, Virtua, Dynix, Tinlib, dan berbagai jenis aplikasi lain yang dikembangkan oleh masing-masing perpustakaan.

4. Katalog di Internet
Katalog yang dapat diakses dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan telepon dalam jaringan internet

G. Cara Membuat Katalog
Sistem katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman peraturan katalogisasi. perkembangan terakhir yang sampai sekarang masing digunakan untuk pedoman katalogisasi secara internasional adalah : Anglo American Cataloguing Ruler 2 : Revised ( 1988 )/ AACR2R.
Sedangkan perpustakaan mempunyai bentuk fisik katalog yang bermacam-macam:
1. Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
4. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog).
Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa jenis :
1. Katalog Shelflist
2. Katalog Pengarang
3. Katalog Judul ; dan
4. Katalog Subyek.
H. Cara Menyusun Katalog
Cara menyusun katalog ada 2 macam yaitu :
a) Bagi kelompok kartu katalog yang pengarang, kartu katalog judul, dan kartu katalog subyek, masing-masing di susun menurut urutan secara alfabetis dari pada huruf-huruf nama pengarang, judul dan subyek.
b) Bagi kelompok katalog shelflist, disusun menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada sudut kiri atas, sepertihalnya menyusun buku pada rak buku menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada label yang di tempelkan pada punggung buku.
I. Deskripsi Bibliografis
Kegiatan deskripsi bibliografis adalah kegiatan yang mencatat data-data dari suatu bahan pustaka mulai dari judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, deskripsi fisik hingga nomor standar bahan pustaka.  Pencatatan disesuaikan dengan ISBD (International Standard Bibliographic Description) dengan susunan entri-entri katalog berdasarkan AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules ed. Rev. 2).
Dekripsi menurut International Standard Bibliographic Description (ISBD) membahas karakteristik bibliografi berdasarkan ciri fisik bahan pustaka yang sedang diolah, diantaranya adalah :
  1. ISBD (M) untuk bahan buku (Monograf)
  2. ISBD (S) untuk terbitan berseri (Serials)
  3.  ISBD (CM) untuk bahan kartografis (Cartographic Materials)
  4. ISBD (NBM) untuk bahan nonbuku (Non Book Material)
Menurut ISBD tersebut bahan pustaka yang akan diolah disusun ke dalam  daerah (area), yang tiap daerah terdiri dari beberapa unsur.  Daerah-daerah dan unsur-unsur dipisahkan oleh tanda baca.  Setiap daerah, kecuali pada daerah pertama, di awali dengan titik, spasi, garis, spasi “. — “
Daerah atau area tersebut yang sering digunakan  terdiri dari :
  1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab terdiri dari :
a. Judul dideskripsikan sesuai dengan data yang tertera pada halaman judul. Judul harus ditulis apa adanya dan dapat dibedakan, seperti :  judul sebenarnya; judul paralel, yaitu judul sebenarnya dalam bahasa lain dan; judul lain atau anak judul, yaitu judul tambahan atau keterangan lebih lengkap dari judul.
b.  Pernyataan tanggung jawab, penentuan penanggung jawab karya atau tulisan misalnya : Pengantar matematika / oleh Andi Hakim Nasution. Karya atau tulisan itu merupakan karya pengarang Andi Hakim Nasution.
  1. Daerah edisi
Daerah edisi memberikan pernyataan tentang edisi, misalnya edisi pertama, edisi kedua, edisi revisi dan sebagainya, pengolahannya sebagai berikut :
  1. First edition, harus ditulis 1st ed.
  2. Second edition, harus ditulis 2nd ed.
  3. Third edition, harus ditulis 3rd ed.
  4. Four edition, harus ditulis 4th ed.  Untuk edisi lebih dari 3 ditambah “th
  5. Edisi pertama, ditulis Ed. 1
Di daerah ini juga dapat dicantumkan cetakan dokumen tersebut misalnya, Ed.1., cet. 2
1.      Daerah tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit
Daerah penerbitan (Impresum) menunjukkan dimana dokumen itu diterbitkan, siapa yang menerbitkan, dan tahun berapa dokumen itu diterbitkan, sebagai contoh : Bogor : IPB Press, 2006
Jakarta : Gramedia, 2005
Bandung : Alummni, 2006
Nama perusahaan seperti (PT, CV, CO.FA) tidak dicantumkan kecuali khusus press untuk perguruan tinggi ditulis apa adanya.  Jika tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit tidak ditemukan dalam dokumen, maka gunakan istilah [s.l.] singkatan dari sine loco, untuk tempat terbit yang tidak diketahui ; [s.n.] singkatan dari sine nominee, untuk nama penerbit yang tidak diketahui ; [s.a.] singkatan dari sine anno untuk tahun terbit yang tidak diketahui, dapat juga digunakan :
[2000?] —– Tahun terbit ragu-ragu apakah 2000
[200-] ——   Tahun terbit antara 2000-2010
[200-?] —–  Tahun terbit ragu-ragu 2000-2010
  1. Daerah deskripsi fisik
Daerah deskripsi fisik sering disebut  kolasi, daerah ini berisi data-data fisik sebuah dokumen seperti : jumlah halaman angka romawi dan jumlah halaman angka arab, ada gambar atau foto/grafik serta ukuran atau tinggi serta ditambah bahan penyerta dokumen.
Contoh penulisan : xx, 234 hlm. : il. 30 cm. + CD (lampiran)
  1. Daerah seri
Judul seri ditulis sesuai dengan apa yang tercantum di dalam sumber informasi utama.  Bila terdapat nomor seri sertakan nomor seri tersebut dengan menggunakan tanda titik koma (;).  Contoh : 14 hlm.:il.; 21 cm.- (seri fauna ; no.3)
  1. Daerah catatan
Daerah catatan adalah untuk mencatat informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pemakai dan petugas perpustakaan dan tidak dapat dimasukkan 1 – 5.
1.      Daerah ISBN
Daerah ISBN (International Standard Book Number)  merupakan suatu nomor atau kode khusus atau identitas suatu buku yang bersifat International. Contoh penulisan ISBN 979-345-217-3
J. Pengindeksan     
Padanan istilah pengindeksan yang biasa digunakan dikalangan perpustakaan adalah pengatalogan sebagai proses penyusunan catalog yang juga sering disebut indeks (Wynar dalam Lk. Somadikarta 1998, 7), yaitu petunjuk atau kunci koleksi perpustakaan.  Pengindeksan lebih luas cakupannya, karena tidak terbatas pada penyusunan catalog, tetapi juga meliputi penyusunan sarana temu kembali lainnya.
Peraturan yang digunakan dalam pengindekasan/pengatalogan adalah menggunakan (The Anglo American Cataloging Rules) atau AACR.  Pengideksan meliputi dua kegiatan yaitu pengideksan deskriptif dan pengindeksan subjek,
a. Pengindeksan/pengatalogan deskriptif
Pengideksan/ pengatalogan deskriptif merekam data bibliografi, terutama yang diperoleh dari fisik dokumen, antara lain pengarang, judul, tempat dan tahun terbit, jumlah halaman.  Deskripsi bibliografi yang dihasilkan dapat memberikan sajian ringkas untuk membedakan satu dokumen dari dokumen lain.
Dalam pengatalogan deskriptif juga ditentukan tajuk entri sebagai titik akses (access point) untuk dapat mendekati segi bibliografis dari dokumen terkait.  Nama pengarang pada umumnya ditentukan sebagai tajuk entri utama, yaitu tajuk pada entri utama sebagai titik akses pengarang, maka dengan adanya titik akses pengarang memungkinkan pengguna untuk  :
  1. menentukan dokumen tertentu yang diketahui pengarangnya
  2. mengetahui karya-karya dari pengarang tertentu, yang terdapat dalam koleksi perpustakaan
Selain dari pengarang pengguna juga dapat menemukan dokumen sebagai titik akses melalui judul, subjek dan lain-lain.
b. Pengideksan subjek
Deskripsi bibliografi harus dilengkapi dengan deskripsi indeks untuk memperoleh cantuman bibliografi yang lengkap sebagai sajian ringkas dari dokumen terkait.  Deskripsi indeks merupakan titik akses subjek untuk mendekati segi intelektual.
Dalam peraktek pengindeksan subjek meliputi klasifikasi dan tajuk subjek.  Klasifikasi adalah kegiatan pengindeksan sunjek yang dihasilkan nomor klas atau notasi sebagai dekripsi indekas.  Sedangkan tajuk subjek adalan deskripsi indeks yang dihasilkan dalam pengindeksan subjek yang lebih umum dikenal sebagai pengatalogan subjek.
Nomor kelas atau notasi digunakan sebagai titik akses subjek dalam catalog subjek berkelas.  Selain itu, nomor kelas dapat juga digunakan untuk menyusun bahan perpustakaan dalam penempatan relatif.  Sedangkan tajuk subjek hanya dapat di gunakan sebagai titik akses subjek dalam catalog subjek berabjad.
Titik akses subjek dalam catalog dan susunan koleksi bertujuan untuk:
  1. menunjukkan subjek-subjek tertentu yang ada dalam kolesi perpustakaan
  2. menunjukkan kaitan yang ada diantara subjek-subjek yang ada dalam koleksi perpustakaan.
I. Format  MARC (Machine Readable Catalogue)
Dalam perkembangannya format MARC muncul di berbagai Negara seperti : USMARC, UKMARC, MALMARC, INDOMARC, FGDC dan lain-lain.  Prinsip MARC tetap sama yaitu sebuah format komunikasi berdasarkan Intertational Standard Organization ISO 2709.  Di Indonesia MARC (INDOMARC) dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia untuk kepentingan automasi pengatalogan bahan pustaka di Indonesia
Format MARC terdiri dari dua bagian yaitu : 1. memberikan informasi tentang deskripsi data bibliografis, 2. memberikan informasi tentang bagian yang menyimpan data bibliografis.  Data disimpan pada ruas data, dan setiap ruas diawali denga tag atau tengara yang terdiri dari tiga angka dengan interval 000 – 999 (Rowley dalam Joner Hasugian).  Contoh format INDOMARC untuk pembuatan pangkalan data catalog :
020           ISBN
035           No. Kendali Setempat
041           Kode Bahasa
080           No. Panggil UDC
082           No. Panggil DDC
099           No. Panggil Setempat
100           Entri Utama Nama Orang
110           Entri Utama Nama Badan Korporasi
111           Entri Utama Nama Pertemuan
245           Judul
250           Edisi
260           Penerbit dan Distrbusi
300           Deskripsi Fisik
440           Seri
500           Catatan Umum
650           Entri Tambahan Subyek
695           Kata Kunci
700           Entri Tambahan Nama Orang
710           Entri Tambahan Badan Korporasi
711           Entri Tambahan Nama Pertemuan
850           Badan Pemilik
985           Jumlah Eksemplar
999           Nomor Identitas (registrasi)
Tujuan penggunaan format MARC pada pengatalogan yang terautomasi adalah untuk membangun pangkalan data bibliografi koleksi perpustakaan, sedangkan tujuan pembentukan pangkalan data koleksi adalah untuk menghasilkan katalog terpasang atau OPAC, yang dapat diakses pengguna dari terminal computer yang tersedia
Contoh Katalog Buku :
813  (a)
PIN
k          Pinuji, Sukmo
Kaulah segalanya : bukan pria lain/Sukmo Pinuji. – (b) cet. 1. – (c) Yogyakarta : Oryza, 2005 (d)
x, 344 hlm.: il.; 18 cm. (e)
(f) I. Judul                             II. Pinuji, Sukmo
Keterangan :
a. Nomor panggil (call number)
b. Judul dan Pengarang
c. Pernyataan Edisi
d. Penerbit (Impresum)
e. Deskripsi fisik (kolasi)
f. Jejakan
Contoh Katalog  Peta :
The world physical (a) [peta] (b)/National Geografic .– (c) berbagai skala.– (d) Washington D.C. : National Geographic Maps ; 1997.— (e)
1 peta berwarna ;  100 cm. x 75 cm. dilipat menjadi 25 x 15 cm. (e)
Memperlihatkan tentang keadaan dunia
(f) Physical Earth,  Vegetation and Land Use, Population
density, Vital statistics, Earth’s crust, Currents, Winds
Keterangan :
  1. Judul
  2. Pernyataan Jenis Bahan Umum
  3. Kepengarangan
  4. Ukuran skala
  5. Impresum (penerbitan dan distribusi)
  6. Kolasi (deskripsi fisik)
  7. Catatan
Contoh Katalog  Atlas :
Atlas Indonesia dan dunia (a) [atlas] (b) : 33 propinsi Indonesia (c) .– berbagai skala.– (d) Jombang : Lintas Media [s.a] .– (e)
1 Atlas (83 peta) : berwarna ;  30 cm. (f)
(g) Untuk : SD, SLTP, SMU dan Umum
Indeks halaman
Keterangan :
  1. Judul
  2. Pernyataan Jenis Bahan Umum
  3. Anak Judul
  4. Ukuran skala
  5. Impresum (penerbitan dan distribusi)
  6. Kolasi (deskripsi fisik)
  7. Catatan
Contoh Katalog Foto :
“Istana Gubernur Jenderal Belanda di Bogor yang dibangun pada tahun 1745 sekarang menjadi Istana Kepresidenan Bogor”. (a)
Sumber : Indie (Hindia)/ door C.
Lekkerker.—Groningen: J. B. Walter, 1931 (b)
(c) 1. Istana – Bogor.
2. Arsitektur colonial – Bogor
(d) 1305.8
Alb.35
Keterangan :
a. Judul foto
b. Penerbit (Impresum)
c. Tajuk subyek
d. Nomor rol foto dan nomor album
Contoh Katalog CD :
CD  (a)
658
OLS        Olson, David L.
i               Introduction to information systems project
management [sumber elektronik] /David L.
Olson.—(b) 2nd.— New Jersey : McGraw Hill,
2004. (c)
Satu compact disk + buku teks :
Persyaratan system :
BUSINESS MANAGEMENT
Keterangan :
  1. Nomor panggil (call number)
  2. Judul dan pengarang
  3. Impresum (penerbitan dan distribusi)





LEMBAR PENGAMATAN KATALOGISASI
no

Item Pengamatan
hasil


1
A.Pengelompokan buku
     1.fiksi
     2. non fiksi



2
B.Tekhnik pengkodean buku
     1. nomor panggil (call number)
     2. judul buku
     3. pengarang buku
     4. pernyataan edisi
     5. penerbit buku(impresum)
     6. deskripsi fisik(kolasi)
     7. jejakan
     8. pengindeksan



3
C. Penataan  buku
       1. berdasarkan jenis buku
       2. berdasarkan kode buku
  























1 komentar:

  1. Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler - ITUNIC
    The Sugar Boo extra long digital titanium strap polished titanium is made for an titanium max extremely versatile and durable titanium blade design. It features titanium flat iron an microtouch titanium trim elegant chrome finish with

    BalasHapus