A. PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan salah satu
sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan
bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju
penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang
menyenangkan dan menyegarkan.
Perpustakaan memberi kontribusi
penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan
perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan
adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.Untuk memperbaiki kondisi tersebut,
perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat
dihasilkannya berbagai hal baru.
Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan
pokok dalam rangkaian kegiatan perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan pustaka
memungkinkan koleksi pengolahan tertata secara sistematis dan dapat ditemukan
kembali secara efektif dan efesien. Sebagai kegiatan pokok, kinerja pengolahan
bahan pustaka sangat mempengaruhi keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya. Untuk itu kegiatan pengolahan bahan pustaka perlu
dilaksanakan sebaik-baiknya secara professional dan taat asas.
Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan
intelektual yang bersifat kompleks karena berhubungan dengan intelektualitas
yang terkandung dalam bahan pustaka,dalam minat, kebutuhan, serta prilaku
masyarakat terhadap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam keragaman
konsep dan istilah yang berkembang, serta dalam visi dan misi suatu
perpustakaan. Kompleksitas tersebut memungkinkan munculnya perbedaan persepsi
serta ketidaktaatasasan (inkonsistensi) dalam pelakasanaan tugas ,yang
selanjutnya memunculkan kondisi ketidak pastian dalam pelaksanaan tugas dan
pada akhirnya mempengaruhi mutu kinerja pengolahan bahan pustaka.
Secara garis besar kegiatan pengolahan bahan pustaka
terdiri dari:
1. Pengkatalogan
2. Klasifikasi
3. Penentuan dan pengendalian tajuk
4. Aplikasi fisik yang meliputi kegiatan: pencetakan
kartu, pembuatan label buku dan pembuatan kartu buku
B. PENGERTIAN KATALOGISASI
Katalog yang sering kita dengar sehari-hari merupakan
kata/istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti
daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog
berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi
perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu. Jadi dalam katalog
perpustakaan terdaftar semua bahan perpustakaan (buku, majalah, kaset, CD, dan
lain lain) yang ada di rak koleksi. Dengan cara melengkapi data-data cantuman
bibliografis sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk
semua jenis bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan, diharapkan para pemustaka
maupun pustakawan dapat menemukan kembali bahan perpustakaan yang diperlukan
dengan cepat dan tepat.
C. TUJUAN KATALOGISASI
Menurut seorang pakar perpustakaan dari Amerika
Serikat yang bernama Charles Ammi Cutter, pada dasarnya tujuan katalog
adalah sebagai berikut:
1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang
diketahui berdasarkan : a) Pengarangnya; b) Judulnya; c) Subjeknya.
2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan: a)
Oleh pengarang tertentu; b) Berdasarkan subjek tertentu; c) Dalam jenis
literatur tertentu.
Membantu dalam pemilihan buku: a) Berdasarkan
edisinya; atau b) Berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan
topik)
D. JENIS KATALOG
Berdasarkan jenisnya katalog dapat dibedakan atas 3
jenis yaitu :
a. Katalog pengarang
Yaitu katalog yang disusun berdasarkan abjad nama
pengarang, baik itu pengarang perorangan, karya bersama, karya badan korporasi
ataupun karya yang ditajukkan pada judul seragam.
b. Katalog judul
Yaitu katalog yang disusun berdasar abjad judul dari
semua bahan perpustakaan yang dimiliki.
c. Katalog subjek
Katalog subjek dalam penyusunannya dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu 1). Katalog subjek yang disusun berdasarkan abjad judul
untuk subjek yang 3
dinyatakan dalam bentuk istilah (verbal)
dan 2). Katalog subjek yang disusun berdasarkan urutan nomor klasifikasi
(subjek dalam bentuk non verbal) sesuai dengan pedoman bagan klasifikasi yang
digunakan.
E. FUNGSI KATALOG
Fungsi katalog bagi perpustakaan antara lain adalah :
1. Sebagai hasil pencatatan /daftar inventaris dari
koleksi yang ada di perpustakaan.
2. Alat untuk mempermudah temu kembali informasi bahan
perpustakaan yang dicari.
3. Sebagai alat bantu di dalam memilih bahan
perpustakaan dalam hal yang berkaitan dengan edisinya, kepengarangannya dan
sebagainya.
4. Menyusun nama pengarang sedemikian rupa sehingga
karya seseorang dengan berbagai judul yang berbeda dapat diletakkan secara
berdekatan.
5. Mencatat nomor panggil (call number) untuk
menunjukkan di mana bahan perpustakaan itu berada / tersimpan pada rak.
F. BENTUK KATALOG
Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang terus
berkembang . Hal itu bisa dilihat dari bentuk fisik katalog yang terus
mengalami perubahan, katalog dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk fisiknya
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Katalog Kartu (card catalog)
Katalog Kartu sudah digunakan lebih dari seratus tahun
yang lalu, yang hingga sekarang pun masih banyak perpustakaan yang menggunakan
katalog jenis ini. Katalog bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap entri
(pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Kartu kemudian
dijajarkan dalam laci katalog
Katalog berbentuk kartu banyak digunakan oleh berbagai
perpustakaan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Awet atau tahan lama
b. Fleksibel, yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran
entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan. Dengan demikian, katalog selalu
mencerminkan keadaan bahan perpustakaan secara up-to-date.
c. Ringkas, yaitu hemat tempat.
d. Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja
oleh pegawai dan beberapa pemustaka sekaligus.
e. Tersedia lebih dari satu pendekatan. Biasanya,
kartu katalog dibuat dalam tiga jenis, yaitu kartu katalog pengarang, katalog
judul, dan katalog subjek.
f. Dapat diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat.
g. Ekonomis, yaitu tidak memerlukan biaya tinggi dalam
pembuatannya.
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog)
Merupakan kumpulan kertas/ kartu berupa lembaran
berukuran 7,5 x 12,5 cm. atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data
katalog. Pada bagian kiri diberi lubang. Kemudian diikat atau dijilid. Pada
bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung.
Setiap berkas dapat memuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah
terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan
perpustakaan yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk
buku. Katalog buku sebenarnya tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran
entri katalog tidak mudah dilakukan. Akan tetapi, jenis katalog ini mempunyai
beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Biaya pembuatannya murah
b. Mudah dicetak
c. Mudah dikirim ke berbagai perpustakaan atau
instansi lain
d. Mudah dibawa kemana-mana
e. Tidak memerlukan filling seperti kartu
katalog
3. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)
Dengan semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi
informasi terutama dalam penggunaan komputer dan telekomunikasi berdampak
terhadap perkembangan bentuk katalog di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang
telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut dalam kegiatan
pembuatan katalognya. Yaitu dengan menerapkan sistem otomasi perpustakaan, yang
salah satu kegiatannya adalah pembuatan katalog secara online. Katalog
OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak
keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat.
b. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama
tanpa saling menunggu.
c. Jajaran tertentu tidak perlu difile
d. Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan sekaligus, misalnya melalui judul, pengarang, subjek, tahun
terbit, penerbit, dan sebagainya, dengan memanfaatkan penelusuran Boolean
Logic
e. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri
katalog tidak terbatas.
f. Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa
harus mengunjungi perpustakaan , yaitu dengan menggunakan jaringan LAN (Local
Area Network) atau WAN (Wide Are Network)
Banyak program aplikasi yang dapat digunakan
perpustakaan, antara lain seperti : CDS/ISIS, Inlis, Qalis, Inmagic, Virtua,
Dynix, Tinlib, dan berbagai jenis aplikasi lain yang dikembangkan oleh
masing-masing perpustakaan.
4. Katalog di
Internet
Katalog
yang dapat diakses dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan telepon
dalam jaringan internet
G. Cara Membuat Katalog
Sistem katalogisasi yang
dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman peraturan katalogisasi.
perkembangan terakhir yang sampai sekarang masing digunakan untuk pedoman
katalogisasi secara internasional adalah : Anglo American Cataloguing Ruler 2 :
Revised ( 1988 )/ AACR2R.
Sedangkan perpustakaan mempunyai
bentuk fisik katalog yang bermacam-macam:
1. Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
4. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog).
1. Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
4. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog).
Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa
jenis :
1. Katalog Shelflist
1. Katalog Shelflist
2. Katalog Pengarang
3. Katalog Judul ; dan
4. Katalog Subyek.
H. Cara Menyusun Katalog
Cara menyusun katalog ada 2 macam
yaitu :
a) Bagi kelompok kartu katalog yang pengarang, kartu katalog
judul, dan kartu katalog subyek, masing-masing di susun menurut urutan secara
alfabetis dari pada huruf-huruf nama pengarang, judul dan subyek.
b) Bagi kelompok katalog shelflist, disusun menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada sudut kiri atas, sepertihalnya menyusun buku pada rak buku menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada label yang di tempelkan pada punggung buku.
b) Bagi kelompok katalog shelflist, disusun menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada sudut kiri atas, sepertihalnya menyusun buku pada rak buku menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada label yang di tempelkan pada punggung buku.
I. Deskripsi Bibliografis
Kegiatan deskripsi bibliografis
adalah kegiatan yang mencatat data-data dari suatu bahan pustaka mulai dari
judul, pengarang, tempat terbit, penerbit, deskripsi fisik hingga nomor standar
bahan pustaka. Pencatatan disesuaikan dengan ISBD (International Standard
Bibliographic Description) dengan susunan entri-entri katalog berdasarkan AACR2
(Anglo American Cataloguing Rules ed. Rev. 2).
Dekripsi menurut International
Standard Bibliographic Description (ISBD) membahas karakteristik bibliografi
berdasarkan ciri fisik bahan pustaka yang sedang diolah, diantaranya adalah :
- ISBD (M) untuk bahan buku (Monograf)
- ISBD (S) untuk terbitan berseri (Serials)
- ISBD (CM) untuk bahan kartografis (Cartographic Materials)
- ISBD (NBM) untuk bahan nonbuku (Non Book Material)
Menurut ISBD tersebut bahan pustaka
yang akan diolah disusun ke dalam daerah (area), yang tiap daerah terdiri
dari beberapa unsur. Daerah-daerah dan unsur-unsur dipisahkan oleh tanda
baca. Setiap daerah, kecuali pada daerah pertama, di awali dengan titik,
spasi, garis, spasi “. — “
Daerah atau area tersebut yang sering digunakan
terdiri dari :
- Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab terdiri dari :
a. Judul dideskripsikan sesuai dengan data yang tertera pada
halaman judul. Judul harus ditulis apa adanya dan dapat dibedakan, seperti :
judul sebenarnya; judul paralel, yaitu judul sebenarnya dalam bahasa lain
dan; judul lain atau anak judul, yaitu judul tambahan atau keterangan lebih
lengkap dari judul.
b. Pernyataan tanggung jawab, penentuan penanggung jawab karya
atau tulisan misalnya : Pengantar matematika / oleh Andi Hakim Nasution. Karya
atau tulisan itu merupakan karya pengarang Andi Hakim Nasution.
- Daerah edisi
Daerah edisi memberikan pernyataan tentang edisi, misalnya
edisi pertama, edisi kedua, edisi revisi dan sebagainya, pengolahannya sebagai
berikut :
- First edition, harus ditulis 1st ed.
- Second edition, harus ditulis 2nd ed.
- Third edition, harus ditulis 3rd ed.
- Four edition, harus ditulis 4th ed. Untuk edisi lebih dari 3 ditambah “th”
- Edisi pertama, ditulis Ed. 1
Di daerah ini juga dapat dicantumkan
cetakan dokumen tersebut misalnya, Ed.1., cet. 2
1. Daerah tempat terbit, penerbit, dan
tahun terbit
Daerah penerbitan (Impresum)
menunjukkan dimana dokumen itu diterbitkan, siapa yang menerbitkan, dan tahun
berapa dokumen itu diterbitkan, sebagai contoh : Bogor : IPB Press, 2006
Jakarta : Gramedia, 2005
Bandung : Alummni, 2006
Nama perusahaan seperti (PT, CV, CO.FA) tidak dicantumkan
kecuali khusus press untuk perguruan tinggi ditulis apa adanya. Jika
tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit tidak ditemukan dalam dokumen, maka
gunakan istilah [s.l.] singkatan dari sine loco, untuk tempat terbit
yang tidak diketahui ; [s.n.] singkatan dari sine nominee, untuk nama
penerbit yang tidak diketahui ; [s.a.] singkatan dari sine anno untuk
tahun terbit yang tidak diketahui, dapat juga digunakan :
[2000?] —– Tahun terbit ragu-ragu apakah 2000
[200-] —— Tahun terbit antara 2000-2010
[200-?] —– Tahun terbit ragu-ragu 2000-2010
- Daerah deskripsi fisik
Daerah deskripsi fisik sering disebut kolasi, daerah
ini berisi data-data fisik sebuah dokumen seperti : jumlah halaman angka romawi
dan jumlah halaman angka arab, ada gambar atau foto/grafik serta ukuran atau
tinggi serta ditambah bahan penyerta dokumen.
Contoh penulisan : xx, 234 hlm. : il. 30 cm. + CD (lampiran)
- Daerah seri
Judul seri ditulis sesuai dengan apa yang tercantum di dalam
sumber informasi utama. Bila terdapat nomor seri sertakan nomor seri
tersebut dengan menggunakan tanda titik koma (;). Contoh : 14 hlm.:il.;
21 cm.- (seri fauna ; no.3)
- Daerah catatan
Daerah catatan adalah untuk mencatat informasi yang dianggap
penting untuk diketahui oleh pemakai dan petugas perpustakaan dan tidak dapat
dimasukkan 1 – 5.
1. Daerah ISBN
Daerah ISBN (International Standard
Book Number) merupakan suatu nomor atau kode khusus atau identitas suatu
buku yang bersifat International. Contoh penulisan ISBN 979-345-217-3
J. Pengindeksan
Padanan istilah pengindeksan yang
biasa digunakan dikalangan perpustakaan adalah pengatalogan sebagai proses
penyusunan catalog yang juga sering disebut indeks (Wynar dalam Lk. Somadikarta
1998, 7), yaitu petunjuk atau kunci koleksi perpustakaan. Pengindeksan
lebih luas cakupannya, karena tidak terbatas pada penyusunan catalog, tetapi
juga meliputi penyusunan sarana temu kembali lainnya.
Peraturan yang digunakan dalam pengindekasan/pengatalogan
adalah menggunakan (The Anglo American Cataloging Rules) atau AACR.
Pengideksan meliputi dua kegiatan yaitu pengideksan deskriptif dan pengindeksan
subjek,
a. Pengindeksan/pengatalogan deskriptif
Pengideksan/ pengatalogan deskriptif merekam data
bibliografi, terutama yang diperoleh dari fisik dokumen, antara lain pengarang,
judul, tempat dan tahun terbit, jumlah halaman. Deskripsi bibliografi
yang dihasilkan dapat memberikan sajian ringkas untuk membedakan satu dokumen
dari dokumen lain.
Dalam pengatalogan deskriptif juga ditentukan tajuk entri
sebagai titik akses (access point) untuk dapat mendekati segi bibliografis dari
dokumen terkait. Nama pengarang pada umumnya ditentukan sebagai tajuk
entri utama, yaitu tajuk pada entri utama sebagai titik akses pengarang, maka
dengan adanya titik akses pengarang memungkinkan pengguna untuk :
- menentukan dokumen tertentu yang diketahui pengarangnya
- mengetahui karya-karya dari pengarang tertentu, yang terdapat dalam koleksi perpustakaan
Selain dari pengarang pengguna juga dapat menemukan dokumen
sebagai titik akses melalui judul, subjek dan lain-lain.
b. Pengideksan subjek
Deskripsi bibliografi harus dilengkapi dengan deskripsi
indeks untuk memperoleh cantuman bibliografi yang lengkap sebagai sajian
ringkas dari dokumen terkait. Deskripsi indeks merupakan titik akses
subjek untuk mendekati segi intelektual.
Dalam peraktek pengindeksan subjek meliputi klasifikasi dan
tajuk subjek. Klasifikasi adalah kegiatan pengindeksan sunjek yang
dihasilkan nomor klas atau notasi sebagai dekripsi indekas. Sedangkan
tajuk subjek adalan deskripsi indeks yang dihasilkan dalam pengindeksan subjek
yang lebih umum dikenal sebagai pengatalogan subjek.
Nomor kelas atau notasi digunakan sebagai titik akses subjek
dalam catalog subjek berkelas. Selain itu, nomor kelas dapat juga
digunakan untuk menyusun bahan perpustakaan dalam penempatan relatif.
Sedangkan tajuk subjek hanya dapat di gunakan sebagai titik akses subjek dalam
catalog subjek berabjad.
Titik akses subjek dalam catalog dan susunan koleksi
bertujuan untuk:
- menunjukkan subjek-subjek tertentu yang ada dalam kolesi perpustakaan
- menunjukkan kaitan yang ada diantara subjek-subjek yang ada dalam koleksi perpustakaan.
I. Format MARC (Machine Readable Catalogue)
Dalam perkembangannya format MARC muncul di berbagai Negara
seperti : USMARC, UKMARC, MALMARC, INDOMARC, FGDC dan lain-lain. Prinsip
MARC tetap sama yaitu sebuah format komunikasi berdasarkan Intertational
Standard Organization ISO 2709. Di Indonesia MARC (INDOMARC)
dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia untuk kepentingan automasi
pengatalogan bahan pustaka di Indonesia
Format MARC terdiri dari dua bagian yaitu : 1. memberikan
informasi tentang deskripsi data bibliografis, 2. memberikan informasi tentang
bagian yang menyimpan data bibliografis. Data disimpan pada ruas data,
dan setiap ruas diawali denga tag atau tengara yang terdiri dari tiga
angka dengan interval 000 – 999 (Rowley dalam Joner Hasugian). Contoh
format INDOMARC untuk pembuatan pangkalan data catalog :
020
ISBN
035
No. Kendali Setempat
041
Kode Bahasa
080
No. Panggil UDC
082
No. Panggil DDC
099
No. Panggil Setempat
100
Entri Utama Nama Orang
110
Entri Utama Nama Badan Korporasi
111
Entri Utama Nama Pertemuan
245
Judul
250
Edisi
260
Penerbit dan Distrbusi
300
Deskripsi Fisik
440
Seri
500
Catatan Umum
650
Entri Tambahan Subyek
695
Kata Kunci
700
Entri Tambahan Nama Orang
710
Entri Tambahan Badan Korporasi
711
Entri Tambahan Nama Pertemuan
850
Badan Pemilik
985
Jumlah Eksemplar
999
Nomor Identitas (registrasi)
Tujuan penggunaan format MARC pada
pengatalogan yang terautomasi adalah untuk membangun pangkalan data bibliografi
koleksi perpustakaan, sedangkan tujuan pembentukan pangkalan data koleksi
adalah untuk menghasilkan katalog terpasang atau OPAC, yang dapat diakses
pengguna dari terminal computer yang tersedia
Contoh Katalog Buku :
813 (a)
PIN
k
Pinuji, Sukmo
Kaulah segalanya : bukan pria lain/Sukmo Pinuji. – (b) cet.
1. – (c) Yogyakarta : Oryza, 2005 (d)
x, 344 hlm.: il.; 18 cm. (e)
(f) I.
Judul
II. Pinuji, Sukmo
|
Keterangan :
a. Nomor panggil (call number)
b. Judul dan Pengarang
c. Pernyataan Edisi
d. Penerbit (Impresum)
e. Deskripsi fisik (kolasi)
f. Jejakan
Contoh Katalog Peta :
The world physical (a) [peta] (b)/National
Geografic .– (c) berbagai skala.– (d) Washington D.C. :
National Geographic Maps ; 1997.— (e)
1 peta berwarna ; 100 cm. x 75 cm. dilipat menjadi
25 x 15 cm. (e)
Memperlihatkan tentang keadaan dunia
(f) Physical Earth, Vegetation and Land Use, Population
density, Vital statistics, Earth’s crust, Currents, Winds
|
Keterangan :
- Judul
- Pernyataan Jenis Bahan Umum
- Kepengarangan
- Ukuran skala
- Impresum (penerbitan dan distribusi)
- Kolasi (deskripsi fisik)
- Catatan
Contoh Katalog Atlas :
Atlas Indonesia dan dunia (a) [atlas] (b) :
33 propinsi Indonesia (c) .– berbagai skala.– (d) Jombang :
Lintas Media [s.a] .– (e)
1 Atlas (83 peta) : berwarna ; 30 cm. (f)
(g) Untuk : SD, SLTP, SMU dan Umum
Indeks halaman
|
Keterangan :
- Judul
- Pernyataan Jenis Bahan Umum
- Anak Judul
- Ukuran skala
- Impresum (penerbitan dan distribusi)
- Kolasi (deskripsi fisik)
- Catatan
Contoh Katalog Foto :
“Istana Gubernur Jenderal Belanda di Bogor yang dibangun
pada tahun 1745 sekarang menjadi Istana Kepresidenan Bogor”. (a)
Sumber : Indie (Hindia)/ door C.
Lekkerker.—Groningen: J. B. Walter, 1931 (b)
(c) 1. Istana – Bogor.
2. Arsitektur colonial – Bogor
(d) 1305.8
Alb.35
|
Keterangan :
a. Judul foto
b. Penerbit (Impresum)
c. Tajuk subyek
d. Nomor rol foto dan nomor album
Contoh Katalog CD :
CD (a)
658
OLS Olson, David
L.
i
Introduction
to information systems project
management [sumber elektronik] /David L.
Olson.—(b) 2nd.— New Jersey : McGraw
Hill,
2004. (c)
Satu compact disk + buku teks :
Persyaratan system :
BUSINESS MANAGEMENT
|
Keterangan :
- Nomor panggil (call number)
- Judul dan pengarang
- Impresum (penerbitan dan distribusi)
LEMBAR
PENGAMATAN KATALOGISASI
no
|
Item
Pengamatan
|
hasil
|
|
|
|
||
1
|
A.Pengelompokan buku
1.fiksi
2. non fiksi
|
|
|
2
|
B.Tekhnik pengkodean buku
1. nomor panggil (call number)
2. judul buku
3. pengarang buku
4. pernyataan edisi
5. penerbit buku(impresum)
6. deskripsi fisik(kolasi)
7. jejakan
8. pengindeksan
|
|
|
3
|
C. Penataan buku
1. berdasarkan jenis buku
2. berdasarkan kode buku
|
|
|
Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler - ITUNIC
BalasHapusThe Sugar Boo extra long digital titanium strap polished titanium is made for an titanium max extremely versatile and durable titanium blade design. It features titanium flat iron an microtouch titanium trim elegant chrome finish with